"Selain secara historis pelampiasan ada, juga penolakan terhadap Ahok terjadi sebelum kampanye," sebut Andi, Senin (14/11).
Jelas staf khusus presiden era SBY ini, rakyat Jakarta tidak barbar, mereka hanya melampiaskan ketidakpuasannya dengan cara sendiri.
"Ingat, Harmoko dilempar batu oleh warga di Lapangan Banteng? Kita juga ingat betapa sulitnya kampanye Golkar saat pemilu 1997 di sepanjang jalur Pasar Senen sampai Dewi Sartika. Rakyat melempar batu. Bahkan peristiwa kerusuhan 1982 di Jakarta awalnya adalah pelemparan oleh rakyat saat kampanye di Lapangan Banteng yang kemudian meluas," ujar Andi.
Menurutnya, tindakan Ahok yang kejam terhadap rakyat ditambah "cangkemnya" yang menebar berbagai kebencian, menjadi penyebab kemarahan rakyat Jakarta.
"Dan kesan yang ada justru Ahok dibiarkan dan dilindungi untuk terus menebar kebencian dan permusuhan terhadap rakyat jakarta. Ada pembiaran," tukasnya.
Sebelumnya, Ahok menyayangkan berbagai aksi penolakan terhadap dirinya dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat ketika berkampanye. Penolakan itu terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
Menurutnya, hal ini menimbulkan ketakutan bagi warga setempat. Selain itu, kini semakin banyak isu tidak benar yang berkembang di masyarakat. Cara-cara seperti ini disebut Ahok sebagai cara barbar untuk membatalkan pencalonannya sebagai gubernur pada Pilkada Jakarta 2017. "Kenapa mesti pakai cara barbar, pakai cara turun?" katanya.
[rus]
BERITA TERKAIT: