Ahok Anjlok Karena Rival Yang Hebat Dan Kegagalan Konsultan Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 05 Oktober 2016, 15:35 WIB
rmol news logo Tren elektabilitas bakal calon (petahana) Pilkada Jakarta, Basuki Purnama atau Ahok, yang menurun drastis kurang lebih 28 persen dari 59 persen ke 31 persen, membuat dua kandidat lain kini memiliki potensi untuk menang.

Sekjen Perhimpunan Kedaulatan Rakyat, Khalid Zabidi, menyatakan, kegagalan Ahok menjaga angka elektabilitasnya bukan semata kesalahan Ahok, dalam soal karakter yang kasar, dugaan keterlibatannya dalam kasus-kasus korupsi dan isu penggusuran dan reklamasi, melainkan karena beberapa hal lain.

"Munculnya penantang lain merupakan salah satu pemicu turunnya elektabilitas Ahok. Dua penantang merupakan dua tokoh muda yang disukai publik, muda, ganteng dan berprestasi, yaitu pasangan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi," ujar Khalid kepada wartawan, Rabu (5/10).

Dua pasangan kandidat penantang itu secara mengejutkan meraih simpati publik Jakarta. Angka elektabilitasnya mulai naik secara perlahan dengan pasti.

Dia juga menyebut kegagalan konsultan politik Ahok sebagai faktor tambahan. Ia mencuri start kampanye sejak tahun lalu dengan membentuk Teman Ahok yang bekerja mengumpulkan dukungan publik berupa pengumpulan KTP dalam persiapan mengusung Ahok secara independen.

Setiap hari, publik Jakarta disuguhkan informasi soal Ahok atau "sedikit-sedikit Ahok". Di mata Khalid, awalnya publik senang dengan publisitas Ahok yang terkesan berani, ceplas-ceplos dan independen. Ahok terus memproduksi diksi-diksi kritis soal pembangunan Jakarta dan karakter pemimpin yang lugas dan tegas. Teman Ahok pun mengumpulkan sendiri KTP, menghitung sendiri KTP yang terkumpul dan mengumumkan sendiri KTP dukungan untuk Ahok sebanyak 1 juta KTP.

Kenyataannya, kini Ahok maju melalui dukungan empat Parpol (PDIP, Nasdem, Golkar, Hanura). "Kerelawanan" Teman Ahok dengan 1 juta KTP-nya ditinggalkan begitu saja.

"Akhirnya, publik Jakarta mengalihkan dukungan dari Ahok ke kandidat lain, setidaknya disebabkan dua hal. Munculnya kandidat lain yang bagus dan kegagalan konsultan politik membangun brand petahana," terangnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA