Wasekjen Golkar Maman Abdurahman menjelaskan, tindakan tersebut egois dan arogan. Tindakan itu terkesan mengesampingkan kepentingan yang lebih besar, yaitu kebersamaan dalam koalisi.
"Sekali lagi Ahok itu milik publik Jakarta dan dukungan kepada ahok adalah dukungan murni dan obyektif," tegas dia saat dikontak
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/9).
Selain Golkar, partai yang menjadi pengusung Ahok sebelum PDIP adalah NasDem dan Hanura. Karenanya Maman meminta PDIP tidak bertindak seolah-olah seperti partai pengusung tunggal.
"Tidak perlu ada klaim-klaim dan monopoli sebagai pengusung utama. Posisi semua partai setara. Ahok itu milik kita semua, milik rakyat jakarta, milik semua partai yang mengusung tapi bukan milik satu partai saja seperti yang diinginkan oleh PDIP menjadi partai pengusung utama, dimana partai yang lainnya hanya pelengkap," tegasnya.
Maman menambahkan, kalau PDIP merasa perolehan kursinya paling tinggi dengan 28 kursi, mereka bisa mengusung calon sendiri.
"Kalo memang PDIP merasa kuat kenapa tidak mengusung calon sendiri? Jangan ciderai semangat kebersamaan semua Partai pendukung yang sudah mendukung sejak awal."
[sam]
BERITA TERKAIT: