"Saya sendiri sepakat pos tersebut kembali diisi Arcandra," kata pengamat politik dari UIN Jakarta, Pangi Syarwi kepada redaksi, Jumat (16/9).
Alasan lain sebut Pangi, ketimbang posisi Menteri ESDM diisi oleh orang partai politik, sebaiknya kementerian startegis ini dijabat oleh non parpol.
"Sehingga Kementerian ESDM tidak menjadi sapi perahan parpol. Setoran menteri dari parpol biasanya kencang, yang jadi korban kementerian," terang Direktur Eksekutif Voxpol Center ini.
Pangi menambahkan, di Indonesia, parpol tidak mau kalah set dari awal sehingga ramai-ramai menempatkan kadernya di pos kementerian startegis dan seksi, seperti Kementerian ESDM. Apalagi persiapan Pemilu 2019 butuh amunisi politik.
"Sudah menjadi tradisi dan bukan lagi tabiat yang ganjil. Saya kira wajar menteri dari kader parpol berebut posisi Menteri ESDM," tukasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: