Kemarahan alumni HMI disulut pernyataan Saut di acara Talk Show bertajuk "Harga Sebuah Perkara", di
TV One, pada Kamis malam (5/5). Konteks bicara Saut sebetulnya menyayangkan para mahasiswa cerdas yang bisa berubah menjadi koruptor ketika duduk di pemerintahan. Masalahnya, ia menyinggung LK-1 yaitu tahap pengkaderan paling dasar di HMI sebagai standar penilaian.
Ucapan Saut itu berbuntut kerusuhan kecil di depan gedung KPK kemarin, di mana ratusan kader HMI berdemonstrasi dan sempat bentrok dengan aparat polisi. Aksi itu disertai perusakan dan corat-coret.
Saat diwawancara wartawan, Ruhut Sitompul tidak mau sepenuhnya menyalahkan Saut. Kenyataannya, tidak sedikit kader HMI yang berubah menjadi koruptor setelah menjadi pejabat negara.
"Kalau aku bagaimana ya, aku enggak bisa bilang siapa salah dan siapa benar. Anas (Urbaningrum) HMI enggak? Beberapa koruptor HMI enggak? Andi Mallarangeng HMI enggak? Dan lain-lain itu, jadi enggak bisa salah dan benar. Saya orang hukum," ujar Ruhut ketika dihubungi, Selasa (10/5).
Di sisi lain, Ruhut juga mengakui bahwa tidak sedikit pejabat negara jebolan HMI yang baik dalam menjalankan tugas jabatannya. Salah satunya ia sebut Akbar Tanjung.
Karena itu, menurut dia tidak boleh menggeneralisir HMI korup hanya karena ada beberapa kadernya yang menjadi koruptor.
"Pak Saut, tidak selalu nila setitik rusak susu sebelanga. Ada nama-nama korup, tapi ribuan yang baik. Jadi pepatah itu tidak cocok, tidak bisa dicontohkan bagi semua," ujarnya.
"Satu hakim korup tapi yang baik banyak. Begitu juga ada polisi baik," ucapnya berumpama.
[ald]
BERITA TERKAIT: