Ketua Umum PP Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Kartika Nur Rakhman, menolak argumentasi Presiden Joko Widodo yang menyebut pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung akan mengefisiensikan ekonomi.
"Jika pemerintah serius berbicara soal efisiensikan ekonomi, maka lipat jarak ujung barat Jawa dan ujung timur Jawa. Setidaknya jarak kereta api cepat tersebut adalah antara Jakarta-Surabaya." kata Kartika.
Ia menambahkan, ada kesan selama ini Kementerian BUMN melakukan dagang sapi dan bermain proyek, termasuk dalam proyek ini. Sedangkan Presiden Jokowi cukup menjadi tukang pantaunya, yang kerjanya hanya mengecek dan menonton.
Ketua Bidang Ekonomi PP KAMMI, Barri Pratama, mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak visioner terkait pengembangan ekonomi lokal.
"Proyek senilai US$ 5,5 miliar tersebut tidak visioner dalam pengembangan ekonomi lokal. Kereta cepat Jakarta-Bandung kurang bisa optimal guna mobilisasi orang terutama mobilisasi barang yang erat kaitannya guna pembangunan ekonomi," jelas Barri.
KAMMI, dijelaskan oleh Barri, pada hakikatnya mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Namun pihaknya menyayangkan pembangunan yang asal-asalan dan terkesan tidak efisien dan diada-adakan.
"Kenapa memangkas jarak yang bisa masih bisa ditempuh 2,5 jam dengan kereta regular yang terbilang masih singkat dibandingkan jarak tempuh lain. Jauh lebih efisien Jokowi membangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya," pungkas Barri.
[ald]
BERITA TERKAIT: