Kalau Pak JK Presiden, Wah Terbang Kita...

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Kamis, 03 Desember 2015, 12:48 WIB
<i>Kalau Pak JK Presiden, Wah Terbang Kita...</i>
riza chalid/net
rmol news logo Presiden Joko Widodo keras kepala, termasuk dalam hal negosiasi dengan PT. Freeport Indonesia.

Hal itu yang jadi salah satu pokok bahasan antara Presdir Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin (MS); Ketua DPR RI, Setya Novanto (SN) dan pengusaha minyak, M. Riza Chalid (MR).

Dalam transkrip rekaman yang beredar di kalangan publik dan telah diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Gedung DPR RI kemarin malam, Riza menyebut Jokowi orang yang alot.

Di potongan lainnya, Riza yakin jika Presiden Jokowi akan jatuh dari kekuasannya jika tak memperpanjang kontrak Freeport di Indonesia.

"Gila Pak. Alot pak orangnya Pak," ucap Riza.

Setya Novanto menimpali bahwa untuk melunakkan Jokowi harus memakai peran orang dekat Jokowi, Luhut Panjaitan (Menko Polhukam).

"Pengalaman itu, maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya. Cek gocek," timpal Setya Novanto.

Kemudian Riza menyebut nama lain, Darmo, nama panggilan Darmawan Prasodjo, yang dianggap sebagai orang "kesayangan" presiden selain Luhut. Darmo juga orang yang paling didengarkan Jokowi dalam banyak hal.

Di bagian lain, Riza menceritakan pengalamannya mengumpulkan para tokoh Koalisi Merah Putih (KMP) usai kalah Pilpres 2014.

"Sebelum bubarin Pak, kalau gak gini Pak. Saya ini kan pedagang, Saya ikutan politik kan karena teman-teman saja. Baik, gak cerai. Saya pedagang. Saya bilang eh ini saatnya damai. Kita kumpulin semua yuk. Kumpul Bang Ical, Anis Matta, Hatta, pokoknya semua kita kumpul," kata Riza.

Riza mengajak KMP bersama-sama membuat situasi kondusif bagi pemerintahan Jokowi-JK. Ini pun terkait kepentingannya sebagai seorang pebisnis yang ingin situasi stabil. Pertemuan itu membuahkan hasil.

"Akhirnya sepakat pak malam itu, oke kita dukung Jokowi JK supaya sukses. Nanti 2019 ceritanya lain. Langsung deh pada dukung Jokowi, pada ketemu Jokowi semua. Prabowo apa dukung Jokowi. Sejak itu. Makanya Pak, DPR gak pernah ganggu Jokowi. Gak pernah ganggu Jokowi. Malah yang enggak mendukung Jokowi itu PDIP. KMP enggak, semuanya mendukung. Itu kita happy juga sih. Kalau negara aman kita punya jalan. Tapi kalau ribut terus di palemen, pusing kepala. Bayangin sudah kurang aman negara, ekonominya ancur," .

Dari sanalah muncul giliran Wapres JK yang disebut-sebut dalam pembicaraan itu. Menurut Riza dan Setya, kalau JK yang menjadi presiden maka urusan mereka akan lebih mudah.  

MR: Kalau Pak JK presiden,  

SN: Wah terbang kita.

MR: Atau dia pasrahin Pak JK urus ekonomi saja, saya pergi dah blusukan. Pak JK urus saja ekonomi

SN: Ya tapi sekarang sudah dibatasin terus presiden..

Dalam transkrip lengkap terlihat Setya Novanto dan M. Riza Chalid lebih mendominasi pembicaraan. Sedangkan Maroef, yang disebut Menteri ESDM Sudirman Said sebagai inisiator perekaman, hanya berbicara sedikit-sedikit.  [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA