TB Hasanuddin: Kalau Perlu, Kami Panggil Menlu Biar Clear

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 09 November 2015, 19:36 WIB
TB Hasanuddin: Kalau Perlu, Kami Panggil Menlu Biar <i>Clear</i>
tb hasanuddin
rmol news logo Isu peran makelar" yang mengatur pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sudah terdengar sejak Agustus lalu.

Hal itu diakui anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, kepada redaksi, sesaat lalu. Namun saat itu, politisi PDI Perjuangan ini masih meragukan informasi tersebut.

"Saya sejak awal Agustus sebenarnya sudah dapat informasi makelar” ini. Tapi berdasarkan pengalaman saya, saya ragu. Rasanya tidak mungkin, karena untuk acara pertemuan seorang presiden bukan hanya menyangkut soal agenda dan keprotokolan saja, tapi juga menyangkut security," kata politisi yang akrab disapa Kang TB ini.

Pertemuan antar kepala negara, apalagi pertemuan Presiden RI dengan Amerika Serikat, pasti melibatkan banyak pihak dalam perencanaannya, seperti Menteri Luar Negeri, Duta Besar, Kepala Protokol Istana, Paspampres, dan banyak lagi. Jadi, tidak cukup hanya diatur oleh makelar”.

TB Hasanuddin juga menganggap persoalan ini sudah selesai setelah isu yang menyebar di publik itu dibantah oleh Menlu RI sendiri.

"Kalau kemudian masih terus ‘digoreng' oleh sebagian masyarakat, saya berharap kalau punya bukti atau data ya kami akan adakan pengusutan. Apa benar Kemenlu mengeluarkan uang sebesar 80 ribu dolar untuk itu?" tegasnya.

Menurutnya jika benar demikian, maka penggunaan anggaran negara untuk menyewa pelobi adalah pelanggaran, karena setahu dirinya tidak ada anggaran untuk jasa pelobi dalam anggaran tahun 2015.

"Kalau perlu, kami akan minta klarifikasi Menlu (Retno Marsudi) masalah ini biar clear,” ucap TB Hasanuddin.

Dua hari lalu (Sabtu, 7/11), Kementerian Luar Negeri RI sudah mengklarifikasi bahwa Pemerintah RI tidak menggunakan jasa pelobi dalam mengatur dan mempersiapan kunjungan Presiden ke Amerika Serikat.

Kemlu menyesalkan adanya artikel yang berjudul "Menunggu di Lobi Gedung Putih” (klik di sini) yang menjadi awal bergulirnya isu pertemuan Presiden Joko Widodo dan Barack Obama dirancang oleh konsultan asing berbasis di Singapura dan lembaga pelobi di Las Vegas.

Sementara, beberapa saat lalu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan, tidak membantah ada keterlibatan pelobi dalam kunjungan Jokowi ke Amrik. Menurut Luhut, para pebisnis yang ikut dalam rombongan presiden menyewa jasa pelobi agar dapat bertemu dengan komunitas pebisnis di negeri Paman Sam. (Baca: Luhut: Pebisnis Dalam Rombongan Presiden Yang Sewa Pelobi). [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA