Masalahnya, bagi Effendi, alih-alih mewujudkan Nawacita dan Trisakti, banyak kebijakan yang dibuat Jokowi melanggar konstitusi.
"Saya dulu masih positif mikirnya, apa yang terjadi karena orang-orang sekelilingnya. Tapi kalau ternyata maunya dia sendiri, ini bahaya. Saya mulai curiga semuanya mau dia (Jokowi) sendiri saat mengganti kabinet Trisakti jadi Kabinet Kerja," kata Effendi saat menjadi pembicara dalam diskusi Front Page RMOL bertajuk "Bongkar Mafia Migas" di Bakoel Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (2/4).
Parahnya lagi, menurut Effendi, kabinet bentukan Jokowi kabinet kerja tanpa berfikir. Padahal semestinya, sesuai filosofi hidup, sebelum bekerja orang harus berfikir dulu, barulah bekerja.
"Kalau langsung kerja tanpa mikir dan doa, ya jadinya seperti sekarang ini. Harga naik kacau balau. Ngurus migas minerba gaya neolib. Ini kan kabinet rasa neolib sekarang," kata Effendi.
Tak seperti kebanyakan rekan-rekannya di PDIP yang selalu memuja-muji, Effendi malah menyebut Jokowi sudah melanggar konstitusi. Salah satunya menyerahkan harga BBM ke pasar dan melegalkan ekspor konsentrat.
"Ini resiko kalau kita pilih presiden belum cukup umur. Wajar saja, Jokowi gak pernah berkiprah di kancah nasional, baru di daerah. Besok-besok kita pilih presiden yang benar-benar memiliki kemampuan," tukas Effendi.
[dem]
BERITA TERKAIT: