Pernyataan menghina Menteri Yohana sebagaimana dimuat portal berita nasional www.jpnn.com, Selasa, 24 Maret 2015, pukul 09.08, berjudul "Bu Menteri Kritik Gaya Kasar Ahok".
"Yohana tidak pernah mengenal Keluarga Besar Ahok, sehingga pernyataan 'perkataan yang tidak baik dari Gubernur Ahok merupakan cerminan didikan keluarga Ahok' sungguh menyesatkan dan tidak berdasar," ujar Ketua Bidang Hukum sekaligus pengacara FPA, Parulian Hutahaean mengatakan kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/3).
Selain pasal penghinaan, laporan FPA atas Menteri Yohana juga terkait penyebarluasan berita bohong dan pencemaran nama baik. Laporan akan disampaikan Senin pekan depan (30/3).
Menurut FPA, penghinaan Menteri Yohana kepada Ahok, dengan sendirinya menjadi penghinaan terhadap semua pejuang anti-korupsi yang berbicara tegas dan lugas demi menyelamatkan uang rakyat.
"Sebagaimana kesaksian para ahli di depan Panitia Hak Angket DPRD DKI, niat Ahok berbicara lugas adalah demi memperjuangkan nasib rakyat," paparnya.
Menurut dia Ahok didukung masyarakat Jakarta. Dari hasil survei, 50,3% masyarakat menilai gaya Ahok adalah bukti keberanian, hanya 17,5% yang menilai kasar. (Cyrus Network). Sebanyak 42% rakyat Jakarta lebih percaya Ahok, yang percaya kepada DPRD hanya 7,4%.
Tingkat kepuasan terhadap Ahok 70%, dan 62% rakyat Jakarta setuju Ahok melanjutkan kepemimpinan (Populi Center). Dalam realitas dukungan rakyat yang setuju dengan gaya berbicara Ahok.
"Dengan hasil survei ini maka pernyataan Menteri Yohana sesungguhnya tidak benar, sehingga semata-mata hanya untuk menghina Keluarga Besar Ahok," jelas Parulian.
"Minggu besok kami kembali aksi Bundaran HI, kami mengundang Menteri Yohana untuk debat terbuka," katanya lagi.
BERITA TERKAIT: