Abdullah dicopot tanpa melalui musyawarah cabang (Muscab). DPD Demokrat Jawa Tengah beralasan, Abdullah dibutuhkan di DPD Jateng sehingga ditempatkan pada posisi wakil ketua satu dan sebagai koordinator wilayah (Korwil) daerah pemilihan (dapil) IV.
Kader Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan, pemecatan itu tidak bisa dipungkiri sebagai salah satu cara kubu SBY untuk membungkam lawan-lawannya di Kongres Demokrat 2015.
"Abdullah di-Plt sehingga hak suaranya hilang. Tidak dipungkiri, kader militan dan punya visi ini pernah bertemu saya beberapa waktu lalu di Yogjakarta," ujar dia kepada redaksi, Selasa (23/12).
Jelas Pasek, yang juga bakal calon ketua umum Demokrat ini, pemecatan Abdullah adalah yang terkini paska SBY sebagai ketua umum lewat KLB 2013. Sebelumnya, sudah puluhan ketua DPC di-Plt dan diganti oleh kubu Cikeas.
"Hak suara mereka dirampas dengan berbagai alasan, padahal mereka ikut mengaklamasikan SBY ketika KLB di Bali #phobiademokrasi," ungkap anggota DPD ini.
Dalam situasi ini, sambung Pasek, para pendukung fanatik SBY bersuara, semua kader minta aklamasi. Bahkan gelar manusia setengah dewa disematkan, siap akan disembah hingga hanya ada satu matahari. Siapa ada yang mencoba jadi pesaing maju, langsung dibully.
"Upaya merampas hak memilih para ketua DPC dan DPD itu dianggap wajar. Dengan angkuhnya mengatakan SBY figur perekat, pemersatu. Jualan sebagai figur pemersatu dan perekat tapi kebijakan Plt terus berjalan untuk yang tidak seiring. Saya yakin, SBY tidak sampai urus sampai detail begitu. Namun membiarkan Ketua Harian Syarief Hasan dan Sekjen Ibas melakukannya," tegasnya.
"Mau berkilah apalagi, sudah menjadi fakta Plt dilakukan secara massif, sudah fakta pengumpulan tandatangan dukungan bermaterai untuk calon tunggal dan aklamasi. Lebih baik jujur saja, akui dan perbaiki. Jangan salah gunakan amanat kelola partai," tambah Pasek.
[rus]
BERITA TERKAIT: