"Tindakan anarkisme polisi dalam mengendalikan demonstran anti kenaikan BBM sudah melewati batas batas kemanusian. Karena itu Partai Gerindra memgecam keras tindakan anarkis polisi terhadap para mahasiswa di seluruh Indonesia," kata Ketua DPP Gerindra Arief Poyuono kepada redaksi, tadi malam (Kamis, 28/11).
Seharusnya, menurut dia, polisi paham apa yang para mahasiswa perjuangkan adalah untuk melindungi rakyat dari himpitan kesulitan ekonomi akibat kenaikan harga BBM, termasuk juga anggota kepolisian. Jadi jangan keterlaluan dalam menghadapi para mahasiswa.
"Kami juga mengecam penyerbuan aparat ke musholah di UMI Makasar. Harusnya polisi peduli itu merupakan tempat untuk beribadah. Polisi harusnya sadar kenapa para mahasiswa lari dan berlindung di musholah sementara mereka tetap bringas," paparnya.
Karena itu, Gerindra mendesak Kapolri mengingatkan dengan keras terhadap anggotanya untuk tidak bertindak di luar batas dalam menanggani aksi demonstrasi. Apalagi sudah meyerbu tempat ibadah yang bisa meyulut kemarahan masyarkat.
Selain itu, Geridra juga mengecam tindakan represif yang dilakukan oknum kepolisian terhadap buruh yang demo memperjuangkan kenaikan upah. Banyak kendaraan buruh yang digunakan untuk demo rusak, buruh dipukuli hingga babak belur dan ditahan oleh pihak kepolisian.
"Jika terus dilakukan maka tidak tertutup kemungkinan akan menciptakan amuk massa yang besar terhadap institusi kepolisian," demikian Arief.
[dem]
BERITA TERKAIT: