RMOL. Buruh di seluruh daerah diserukan untuk melakukan penolakan masif terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan Joko Widodo.
Khusus untuk pekerja sektor tansportasi dan buruh, penolakan perlu dilakukan dengan mogok kerja.
Begitu antara lain isi seruan Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, terkait kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM. Kemarin malam, Jokowi mengumumkan harga BBM jenis premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8500, dan untuk jenis solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7500.
Kenaikan harga BBM, menurut Ketua Harian FSP BUMN Bersatu Prakoso Wibowo, akan mengurangi pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang menurut BPS, saat ini sebesar 3379 dollar AS per tahun dengan hitungan gini ratio sebesar 0,41 %.
Selain itu, kenaikan harga BBM juga akan berdampak pada banyaknya UKM gulung tikar dan PHK massal oleh perusahaan.
"Pengalihan dana subsidi BBM untuk pembangunan hanyalah prasangka kebenaran untuk mengelabui rakyat. Justru, kenaikan harga BBM membawa Indonesia ke jurang kemiskinan yang paling dalam," papar dia.
Dalam seruannya, FSP BUMN Bersatu menyerukan buruh melakukan aksi penolakan bersama-sama dengan masyakat umum. Sebagai bentuk penolakan, buruh dan masyarakat umum diserukan untuk menduduki kilang-kilang minyak asing.
"Kami mendesak DPR mengunakan hak interpelasi dan mengimpeach Jokowi-JK," demikian dikatakan Prakoso.
[dem]
BERITA TERKAIT: