Sejauh ini, menurut politisi Golkar Bambang Soesatyo, setidaknya Jokowi sudah melanggar janjinya untuk membangun koalisi ramping dan membangun koalisi partai politik tanpa syarat.
"Pertanyaannya, apakah inkonsistensi Jokowi akan terhenti saat dia dilantik sebagai presiden? Atau malah berlanjut sepanjang era kepresidenannya? Pertanyaan ini tentu bukan mengada-ada karena mengacu pada fakta berupa janji atau pernyataan yang dikedepankan Jokowi sendiri," kata Bamsoet, demikian ia disapa, dalam keterangan tertulisnya kepada
Rakyat Merdeka Online (Minggu, 21/9).
Meski begitu, kata dia, jawaban atas keraguan ini belum perlu dimajukan sekarang sebab kita semua masih harus menunggu dan memberi kesempatan kepada Jokowi untuk bekerja merealisasikan janji mewujudkan kesejahteraan bersama setelah dilantik nanti.
Oleh karena itu publik diajak untuk terus mempersoalkan konsistensi Jokowi. Menurut dia, mempersoalkan secara terus menerus konsistensi Jokowi merupakan bagian dari cara untuk mengingatkan mantan Walikota Solo itu atas berbagai harapan yang sudah dijanjikannya terhadap rakyat.
Dia mencontohkan, komunitas nelayan saat ini menunggu program perbaikan yang dijanjikan Jokowi. Komunitas petani menantikan program bibit dan pestisida murah, plus realisasi program pencetakan sejuta hektar lahan pertanian baru. Sementara komunitas usaha kecil dan menengah (UKM) menunggu reralisasi kredit modal kerja berbunga murah.
Masyarakat, lanjut dia, juga ingin tahu bagaimana pemerintahan Jokowi bisa merealisasikan percepatan pembangunan infrastruktur di luar Jawa.
"Bahkan, yang cukup menarik untuk ditunggu adalah seperti apa gambaran tentang proyek tol laut dan bagaimana Jokowi akan merealisasikannya," demikian Bamsoet.
[dem]
BERITA TERKAIT: