"Mereka benar-benar menguasai materi debat baik secara teknis maupun secara prinsipil. Mereka juga tak pernah salah menyimak pertanyaan dan pernyataan lawan debat, demikian pula dengan pertanyaan dan instruksi moderator," kata Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (Unpad), Sahala Tua Saragih.
"Jokowi dan JK seperti biasa berbicara dengan sistematis, dan benar-benar menguasai keadaan nyata di lapangan," katanya.
Terlepas dari penampilan bagus Jokowi-JK dalam debat terakhir, Sahala yakin hampir semua calon pemilih telah punya pilihan masing-masing.
"Saya yakin, jika ada pergeseran dari pemilih perkotaan dan luar negeri ya akan mengarahkan dukungan ke Nomor 2. Ditambah acara akbar di GBK kemarin makin memengaruhi mereka yang masih ragu menentukan pilihan," kata Sahala seperti tertulis dalam siaran pers diterima redaksi (Senin, 7/7).
Senada dengan itu, dosen ilmu politik dan pemerintahan Unpad, Muradi, mengatakan debat terakhir kemarin yang unggul adalah Jokowi-JK.
Ada beberapa hal yang memperkuat keunggulan tersebut, yakni Jokowi-JK lebih menguasai panggung dan memahami substansi dan materi debat, basis materi yang disampaikan Jokowi-JK lebih diterima publik karena berbasis pada pengalaman empirik, dan karena kesalahan mendasar yang dilakukan oleh pasangan Prabowo-Hatta , salah satunya kesalahan penyebutan Adipura dan Kalpataru dan penjualan harga jual gas tangguh sebesar 12 dolar AS per MMBTU, sementara versi pemerintah sebesar 8 dolar AS.
"Publik makin meyakinin bahwa pasangan Jokowi-JK lebih layak karena selama lima kali debat, tercatat empat kali debat tersebut dimenangkan oleh Jokowi-JK," katanya.
[dem]
BERITA TERKAIT: