Menurut dia, tanggapan yang demokratis lebih bagus daripada serangan-serangan yang diarahkan kepadanya.
"Banyak tanggapan ke redaksi saya yang mengatakan ini benar atau itu salah. Tapi, sebagai manusia saya punya kaidah dalam melakukan tindakan. Saya lebih menghindari mudarat daripada mengejar manfaat," kata Setiyardi dalam diskusi "Hitam Putih Kampanye" di Cikini, Jakarta Pusat, pagi ini (Sabtu, 14/6).
Dia tegaskan bahwa isi dari tabloid yang didirikan dan dipimpinnya itu berisi fakta dan sikap politik jelang pentas Pemilihan Presiden. Diakuinya juga bahwa sikap politiknya itu banyak mengkritik PDI Perjuangan dan capres yang diusungnya, Joko Widodo.
"Semua yang saya sampaikan adalah fakta, saya kritisi PDIP dengan fakta, ada fakta di media bahwa nama Michael Bimo muncul di kasus Transjakarta, itu juga saya tulis," terangnya.
Menurut dia, kalau memang pihak yang disebut dalam pemberitaan merasa dirugikan atau merasa difitnah, seharusnya melakukan klarifikasi.
"Kalau ada kesalahan, silakan klarifikasi. Kita semua bisa melakukan diskusi, itu adalah buah reformasi yang diperjuangkan dengan darah dan air mata. Kita tentu tidak ingin negara tiran, orang menyatakan pendapat lalu masuk penjara," ujarnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: