Informasi yang dihimpun redaksi beberapa waktu terakhir mengungkit nuansa dendam politik di kedua kubu. Diketahui sejak lama bahwa loyalis Megawati Soekarnoputri, identik dengan sebutan Soekarnois/marhaenis, menaruh curiga yang amat lama terhadap kubu penyokong Jokowi.
Kecurigaan mereka terbukti di pemilu legislatif lalu. Para fans Jokowi tidak menunjukkan loyalitasnya ke PDI Perjuangan. Sekjen Barisan Relawan Jokowi for Presiden (Bara JP) Utje Gustaaf Patty misalnya, ia mengaku tidak memilih PDIP pada Pileg 9 April lalu.
Ketidaksetiaan fans Jokowi itu membuat PDIP melempem, jauh dari target 27,02 persen di Pemilu Legislatif 9 April (cuma 18 persen). Padahal, elektabilitas Jokowi begitu tinggi saat itu. Target yang sudah dipublikasikan besar-besaran oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Puan Maharani, itu memukul muka sendiri.
Loyalis Soekarno yang begitu setia pada Mega sebetulnya menaruh harapan besar kepada putri Mega, Puan Maharani, agar PDIP tak semakin terpuruk di Pemilihan Presiden. Hal itu karena Mega sendiri sudah menyatakan "pensiun" dari panggung politik.
Tapi, Puan sendiri dirumorkan tidak akur dengan Jokowi. Sampai-sampai, tersiar berita bahwa antara Puan dan Jokowi sempat saling tuding terkait dengan perolehan suara PDIP yang tidak sampai 20 persen. Dalam artikel Jakarta Post, disebutkan Megawati meneteskan air mata saat putrinya dan capres yang ditunjuknya berdebat sengit.
Walau kabar perseteruan dua tokoh banteng itu dibantah keras oleh para elitenya, namun masih ada api dalam sekam. Keluarga Bung Karno, yang kini direpresentasikan oleh Puan, tidak terlalu menyukai manuver Jokowi dan para pengikutnya.
Kabar beredar di kalangan tertentu menyebutkan bahwa Jokowi sedang berencana merebut kursi ketua umum melalui Kongres Partai jika berhasil menang di Pilpres 2014. Hal itu mengusik Puan Maharani dan kerabatnya karena partai banteng hitam adalah partai yang secara tradisional identik dengan darah Soekarno.
Sementara, Puan telah lama membekali diri jika sewaktu-waktu sejarah memanggilnya untuk memimpin partai. Apalagi, Mega yakin inilah saat tepat untuk melaksanakan pesan regenerasi dari almarhum Taufiq Kiemas.
Sumber terpercaya yang dikonfirmasi redaksi yakin, Puan akan merasa lebih senang jika "Jokowi and the gang" tidak meraih puncak kepemimpinan nasional, dan dengan demikian jalan menuju pucuk otoritas partai tidak mulus baginya.
[ald]
BERITA TERKAIT: