Menanti SBY Resmi Merapat ke Jokowi-JK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 28 Mei 2014, 08:30 WIB
<i>Menanti SBY Resmi Merapat ke Jokowi-JK</i>
presiden sby
rmol news logo Partai Demokrat di bawah asuhan Susilo Bambang Yudhoyono akan menjadi penyeimbang peta koalisi jika mau masuk ke dalam barisan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Belakangan ini, juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, berinsiatif membuka jalan pertemuan antara SBY dan Megawati. Dia pun dikabarkan segera berkomunikasi dengan Ketua Bappilu PDI Perjuangan, Puan Maharani.

Ruhut sendiri mengakui tak ada ganjalan serius dalam hubungan antara SBY dengan PDIP, terutama Joko Widodo. Gubernur DKI Jakarta itu juga sudah mengatakan akan dengan senang hati menjembatani komunikasi antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan SBY, yang belum harmonis.

Sedangkan kabar didapatkan dari Demokrat yang berencana mengundang calon presiden yang akan bertarung 9 Juli nanti, Prabowo Subianto dan Joko Widodo. SBY dengan kebesarannya, mengundang kedua capres itu sebelum menentukan sikap koalisi partai bintang mercy. Rencana itu akan dilakukan pada 1 Juni mendatang.

"Prabowo-Hatta jemput bola, Jokowi-JK juga harus jemput bola. Karena the real king maker itu Pak SBY. Rebut dan menangkanlah hati pak SBY," imbau Ruhut.

Namun, sementara kalangan sudah menduga kuat bahwa SBY akan memantapkan hati ke dalam koalisi Jokowi-JK. SBY akan mengerahkan dukungan Demokrat yang di Pileg lalu meraih 10 persen suara nasional, dan itu akan menjadi daya tawar yang sangat baik untuk koalisi lima partai tersebut.

SBY terkenal punya hitungan politik yang jeli dan akurat. SBY mungkin saja membaca opini masyarakat umum kini, bahwa sudah tak perlu lagi diadakan pemilu presiden yang buang-buang biaya karena sudah dipastikan bahwa Jokowi akan menang, walau dengan selisih tipis dengan Prabowo.

Kedatangan Demokrat akan menambah gereget pasangan itu, apalagi pertemuan Jusuf Kalla dan SBY menjadi "reuni" yang manis nantinya. Lagipula, SBY tentu tak akan mau berkoalisi dengan Prabowo-Hatta yang di dalamnya sudah ditemukan masalah besar, yaitu penetapan Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, sebagai tersangka korupsi haji. Dalam hal ini, hubungan keluarga SBY dengan Hatta Rajasa bukan halangan karena SBY adalah politisi ulung yang mengedepankan kepentingan politik yang lebih besar.

SBY ingin mendarat dengan mulus di akhir kekuasaannya. Demokrat tak akan ia biarkan seperti partai yang terkucilkan di mana sisa partai yang mengikuti pemilu legislatif sudah menentukan pilihan koalisi.

Ajakan komunikasi yang hangat disampaikan SBY kepada Megawati sejak lama. Diyakini, SBY sungguh-sungguh ingin memperbaiki hubungannya dengan mantan presiden perempuan pertama itu. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA