Berbagai pihak menyebutkan banyak faktor yang mendorong peningkatan suara PKB.
"Salah satu faktor yang ikut berpengaruh, dalam pengamatan kami, adalah faktor keberanian PKB untuk membuka pintu bagi para tokoh non-muslim menjadi caleg di seluruh Indonesia termasuk di dapil-dapil besar," kata dosen fakultas hukum UKSW Salatiga, Theofransus Litaay, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Jumat, 16/5).
Anggota Satya Wacana Peace Center ini mengatakan, hal itu ternyata ikut memperluas basis dukungan dan ragam pemilih PKB.
Hal itu sekaligus memperkuat
trust atau rasa percaya masyarakat akan bukti komitmen kebangsaan PKB yang tentunya adalah wujud dari kekuatan komitmen kebangsaan Nahdlatul Ulama.
Menurut dia, tokoh-tokoh yang diusung PKB juga adalah orang-orang yang selama ini dikenal aktif dalam kegiatan kerjasama lintas iman. Sebagai contoh, di Dapil Jateng-1 PKB menempatkan nama Maurits Alex Paath yang adalah mantan Ketua Umum GAMKI dan aktif di Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, yang turut berperan memperluas basis pemilih dan meningkatkan perolehan kursi PKB dapil Jateng-1.
Di Dapil DKI Jakarta-3 tercatat nama Pendeta Suyapto Tandyowisesa yang adalah pimpinan Gereja Bethel Indonesia dan mantan pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, di mana turut meningkatkan dukungan bagi PKB.
"Wajah partai kebangsaan seperti PKB memberi pengertian kepada masyarakat, khususnya warga non-muslim, bahwa partai politik bisa dibangun berbasis semangat nasionalis dalam identitas keagamaan terbuka dan dialogis," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: