"Mending "ambil hati" yang ngitung suara. Wong yang milih udah nggak mau pusing, yang penting udah datang ke TPS, nyoblos, bloss, beres. Yang ngitung lebih penting boss, bukan di TPS karena banyak saksinya. Tapi ke mana hasil suara direkap secara berjenjang," ujar Yusril seperti dalam bisikan yang ia terima lewat akun twitter,
@Yusrilihza_Mhd, Kamis (13/3).
Saat ini, kata Yusril, makin jauh perjalanan, maka makin kurang pengawasan. Dan suara bisa pindah ke sana dan ke mari. Capres Konvensi Rakyat ini menceritakan "pilunya" saat kampanye pada Pemilu 2009.
"Saya jadi ingat kampanye Pemilu 2009 di Sumbar. Saya ngos-ngosan kampanye. Ribuan orang hair di lapangan. Ada seorang rekan ketemu saya di hotel dengan wajah ceria tak nampak lelah. Sayapun tanya, kok gak kampanye nih? Rekan itu tersenyum sambil bekata: daripada nyari suara di lapangan, lebih baik nunggu suara di hotel aja Boss...," ujar Yusril menirukan orang yang dia sebut rekan itu.
Dengan heran Yusril pun bertanya, namun sang rekan berlalu sambil tertawa.
"Belakangan saya paham apa apa maksud rekan tadi hihihi. Itulah Pemilu... Kalau nggak bikin pilu, bukan Pemilu namanya hihihihi," tandas Yusril.
[rus]
BERITA TERKAIT: