"Hubungan Jokowi dan Bu Mega itu seperti ibu dan anak. Bagaimana bisa terjadi friksi di antara ibu dan anak?" tegas politisi PDIP, Sukur Nababan, kepada
Rakyat Merdeka Online, di gedung DPR, Jakarta (Selasa, 17/12).
Menurut anggota Komisi VI DPR ini, ada kelompok-kelompok yang mau menciptakan kesan ada kompetisi di internal PDIP terkait pencapresan 2014. Dia yakin, Jokowi tak akan lupa bahwa ketua umum PDIP, Megawati, adalah satu-satunya yang punya wewenang memutuskan capres PDIP.
"Dan saya yakin Pak Jokowi dan semua kader PDIP tidak melupakan itu," tegasnya.
Mengenai prediksi capres dari partainya, Sukur tegaskan bahwa PDIP berpikir logis dan rasional. Nama calon akan diumumkan hanya setelah hasil pemilihan legislatif (Pileg) diketahui.
"Ilustrasinya begini. Kita mau nonton ada cara bagus sekali, tapi apa kita bisa nonton kalau tidak punya tiket? Pileg dulu. Kalau kami menang baru kami bicara," tegas dia lagi.
Lagipula, dia merasa tahu betul bahwa keputusan politik Megawati selalu berdasar ideologi dan intuisi politik yang tajam.
"Saya tahu ketua umum saya. PDIP kami punya pertimbangan politik dan saya hargai keputusan kongres bahwa capres PDIP akan diumumkan setelah pileg," tambahnya.
Yang harus dilakukan semua kader PDIP sekarang, kata Sukur, bekerja keras dan menjaga nama baik partai.
"Misalnya Jokowi sebagai eksekutif (gubernur DKI) harus jaga nama baik partai dan bekerja keras untuk Jakarta. Otomatis, nama partai bagus. Yang bahaya adalah kalau orang berpikir dirinya lebih besar dari partai," jelasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: