Perwakilan Delapan Suku Temui Paloh Bawa Topi Kepala Burung, Panah, dan Koteka

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 11 Oktober 2013, 19:51 WIB
Perwakilan Delapan Suku Temui Paloh Bawa Topi Kepala Burung, Panah, dan Koteka
rmol news logo Perwakilan delapan suku di sekitar Pegunungan Jayawijaya, Papua, menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta, Jumat (11/10). Mereka juga ingin menjadi bagian dari perubahan atau restorasi yang diusung Nasdem.

Kepala suku Moni, Gad Kobogau, mengatakan, dia bersama tiga orang temannya mewakili semua suku yang berada di kaki dan lereng Pegunungan Jayawijaya. Suku tersebut adalah Moni, Dani, Amume, Kamoro, Panyai, Me, Damal, dan Duga.

Dalam dialog dengan Paloh, para kepala suku sangat kesulitan mengucapkan kalimat demi kalimat dalam bahasa Indonesia, sehingga dibantu oleh tokoh muda Papua Maximus Tipagau. Yang menarik, sebelum dialog itu mereka menyerahkan topi Kepala Burung Cendrawasih, panah dan koteka.

Kepala Burung Cendrawasih sebagai lambang penghormatan hanya untuk orang-orang tertentu dan hanya dipakai pada hari-hari tertentu. Sementara panah  adalah perlambang mencari nafkah. Artinya, kemakmuran belum kunjung menjangkau sebagian besar masyarakat Papua selama bergabung dalam NKRI.
Sedangkan koteka, artinya, Indonesia yang telah berusia 68 tahun masih punya rakyat yang berkekurangan.

"Ini juga sebagai undangan secara adat agar Pak Surya Paloh bisa ke Papua, juga sebagai titipan harapan pada Nasdem agar bisa mengubah keadaan kami di Papua," terang Maximus dalam rilis yang diterima redaksi, Jumat (11/10).

Menurutnya, pertemuan ini menjadi silaturahmi antara tokoh nasional dengan tokoh masyarakat Papua. Dengan pertemuan ini diharapkan bisa memajukan Papua melalui ekonomi dan menjadi gerakan perubahan di Indonesia Timur.

Selain itu, mereka berharap bisa bersama-sama melakukan restorasi dengan Nasdem, antara lain, mengembangkan wilayah pegunungan tersebut, pengembangan SDM dan potensi sumber daya alamnya yang sangat luar biasa.

Pada kesempatan itu Surya Paloh mengatakan, dirinya telah mengagendakan untuk berkunjung ke Papua pada akhir Oktober mendatang. Ia berharap bisa mengunjungi warga delapan suku tersebut.

Paloh menambahkan, bagaimana pun yang disampaikan para kepala suku di Intan Jaya, Papua, tersebut adalah realita kehidupan saudara sebangsa dan setanah air.

"Dalam kapasitas saya sebagai Ketua Umum Partai Nasdem, dengan tulus mereka menceritakan kehidupan di sana. Di tengah kehidupan yang terasa begitu sulit bagi mereka, ada semangat, ada suatu program yang bisa dikembangkan dari sektor ekonomi seperti perkebunan kopi,” jelas Paloh.

Paloh katakan, Nasdem berempati dalam masalah ini. Nasdem coba berikhtiar untuk membantu, seperti mencoba bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti UGM dan universitas lainnya untuk membantu para petani kopi di Intan Jaya. Menurutnya, paling tidak ada tenaga-tenaga yang bisa diperbantukan, terutama mereka yang menguasai perkebunan kopi, pertanian, dan pengembangbiakan.

"Kita ajak kerjasama anak-anak muda yang masih memiliki idealisme. Setahun misalnya. Nasdem terus terang saja mengulurkan tangan walau dalam keadaan yang terbatas sebagai partai baru," terang Paloh.

"Nasdem tak punya dana APBN, APBD, tak ada anggota DPRD, tak ada menteri, tapi di sana ada semangat, kita melakukan itu. Sekecil apapun kita akan melakukan apa pun itu,” tegasnya.

Terkait dengan masalah modal bagi petani di Intan Jaya dalam mengembangkan kopi, Nasdem akan mencoba menggandeng Bank BRI.

"BRI mungkin bisa memberikan bantuan dan pelatihan bagi petani kopi di sana. 10 petani jadi pun sudah bagus, 2 hektare atau 5 hektare bertambah menjadi 10 hektare pun sudah bagus," pungkasnya.[ald]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA