"Konvensi otomatis bisa memulihkan elektabilitas partai. Tapi konvensi menghasilkan figur dengan elektabilitas sama dengan Jokowi atau Prabowo belum tentu. Itu masalah lain," ujar analis politik Andrianto kepada
Rakyat Merdeka Online, Selasa (30/7).
Andrianto mengatakan konvensi bisa meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat yang hancur akibat isu korupsi. Bahkan bisa jadi sesuai target Partai Demokrat sebesar 15 persen. Konvensi menggerakkan mesin partai, dengan konvensi juga kekuatan internal terkonsolidasi dengan baik. Tapi, katanya, agak sulit bagi Demokrat menuai keuntungan lain bahwa figur capres yang dihasilkan dari konvensi punya elektabilitas tinggi sehingga bisa terpilih pada Pilpres 2014.
"Saya melihat SBY ingin memperkuat partai, ingin memperoleh kemenangan di pileg. Untuk konteks sekarang konvensi hanya untuk memperkuat pelembagaan Partai Demokrat," tuturnya.
Andrianto berpendapat ada skenario lain yang dipersiapkan di balik target penguatan pelembagaan yang dilakukan tersebut. Targetnya bukan semata untuk Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Dua periode itu akan dilepas, sehingga figur capres yang ditampilkan figur yang tidak terlalu kuat di masyarakat. Kemunculan Pramono Edhie Wibowo, menurutnya, antara lain hanyalah bumbu untuk menyemarakkan konvensi.
Setelah pelembagaan partai sukses dilakukan, katanya, maka tahun 2024 calon SBY sesungguhnya baru dimunculkan. Dua anaknya, Agus Harimurti atau Edhie Baskoro Yudhoyono lah yang diskenariokan untuk diusung.
"Itulah skenario lain dari konvensi," demikian Andrianto yang juga Sekjen Pro Demokrasi.
[dem]
BERITA TERKAIT: