"Kegagalan di perencanaan dan koordinasi pemerintah. Semestinya
supply and demand bisa diprediksi. Ramadhan itu kan berulang setiap tahun, bukan mendadak seperti bencana alam. Termasuk juga tindakan spekulan, yang sebagian besar memicu kenaikan ini. Kenaikan ini juga dipicu oleh wacana kenaikan harga BBM yang sempat berapa lama terlalu berlarut-larut," terang Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Erik Satrya Wardhana, kepada
Rakyat Merdeka Online, Kamis (11/7).
Menurut dia, saat ini pemerintah sangat kelihatan sedang panik dan kebingungan. Ada kekurangan suplai yang parah di bidang pangan, dan pemerintah yang tidak pernah mengantisipasinya kini kebingungan hendak mengambil suplai dari mana.
"Sekarang mereka kebingungan.
Demand meningkat dan
supply turun, kemudian ada spekulan mainkan harga barang, pemerimntah kebingungan. Bahkan mau impor juga tidak jelas mau dari mana. Rakyat jadi korban lagi. Kalau dulu rakyat masih bisa makan nasi pakai sambal saja, sekarang bikin sambal saja sudah susah," ungkapnya.
Komisi VI mengamati Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, yang sudah mengambil langkah-langkah tertentu. Tapi tetap saja kinerjanya tidak memadai untuk meredakan gejolak pasar bahan makanan pokok.
"Ada langkah tapi tidak memadai. Karena ada pula kegagalan koordinasi. Ada beberapa komoditi yang kendali
supply demand-nya tidak di satu tangan. Misalnya komoditi hortikultura, di komoditi ini terlalu banyak lembaga terlibat sehingga pengambilan keputusan lambat," sesal Erik.
Perencanaan dan koordinasi pemerintah lemah. Karena itu, seharusnya Presiden SBY tidak lagi cuci tangan akan kejadian ini. Dia sangat sayangkan, kesigapan SBY dalam mengurus perekonomian rakyat sehari-hari sangat jomplang jika dibandingkan dengan kesigapan SBY mengurus partainya sendiri.
"Di partai dia sigap sediakan diri sebagai ketua umum ketika Demokrat alami krisis. Sekarang, rakyat sudah sangat tertekan dengan harga. Harusnya dia cepat ambil alih komando, jangan dilepaskan lagi ke masing-masing lembaga pemerintah. Rakyat ini butuh makan dan mereka sedang tertekan," pinta politisi Partai Hanura ini.
[ald]
BERITA TERKAIT: