
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka menutuk represivitas aparat menembak wartawan yang sedang meliput aksi mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Ternate, Maluku Utara, hari ini.
"Masih mau berkelit bahwa kenaikan BBM adalah untuk kepentingan rakyat? Siapa yang anarkis kalau begini. Rakyat menolak kenaikan BBM dijawab dengan tembakan," kata Rieke kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin (17/6).
Rieke menegaskan tak ada demonstran yang membawa pistol atau senapan. Dia menyerukan korps Bhayangkara berada di barisan rakyat.
"Gaji Anda naik 7% baru janji presiden SBY tahun 2014. Sementara kalau BBM naik menurut pengakuan pemerintah inflasi 7,2%. Kebutuhan pokok akan naik Rp 200 ribu per bulan. Ingat Polisi digaji oleh rakyat, bukan oleh SBY," tandas Rieke.
Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ternate, Budi Nurdianto mengungkapkan, seorang wartawan bernama Roby Kelerey tertembak saat meliput aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan mahasiswa di Ternate, Maluku Utara. Roby tertembak di paha kiri. Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 11.30 WIT saat sedang mengambil foto gerombolan mahasiswa yang hendak berdemo di Kantor Wali Kota Ternate.
[rsn]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: