Pelestarian Pusaka Dapat Memberi Manfaat Ekonomi Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 08 Mei 2013, 16:54 WIB
Pelestarian Pusaka Dapat Memberi Manfaat Ekonomi Rakyat
Hashim Djoyohadikusumo/ist
rmol news logo . Pelestarian dan pengembangan pusaka membutuhkan Keterlibatan pihak swasta dan komunitas masyarakat. Kebijakan pelestarian itu juga harus menyentuh aspek pemanfaatan pusaka dari sisi pengembangan ekonomi bagi kehidupan masyarakat.
 
"Pelestarian yang benar adalah merekonstruksi pusaka yang ada untuk bisa difungsikan kembali dan dapat bermanfaat bagi peningkatan perekonomian masyarakat," ujar Wakil Ketua III Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Hashim Djoyohadikusumo, saat acara Malam Apresiasi Pusaka Indonesia di Jakarta, kemarin.
 
Hashim mengakui penataan dan pelestarian kota-kota pusaka dibutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit.  Sumber-sumber pembiayaan tidak hanya bertumpu pada anggaran pemerintah tapi juga datang dari pihak swasta. Karena Hashim mengajak para pengusaha berinvestasi pada pengembangan dan pelestarian pusaka.

"Saya sangat yakin, investasi ini dengan dukungan kebijakan pemerintah yang tepat serta kesadaran komunitas akan memberi keuntungan kepada semua pihak," tegasnya.
 
Karena itu, kami sangat beruntung dengan kehadiran seorang tokoh dunia dibidang ekonomi pelestarian pusaka Donovan Rypkema.
 
"BPPI berharap pemerintah dan pihak swasta Indonesia bisa belajar dari Donovan bagaimana mengembangkan kemitraan publik dan privat dalam pelestarian pusaka dengan tetap memberi perhatian pada manfaat ekonomi baik bagi pengusaha maupun masyarakat," ujarnya.
 
Dalam kesempatan lain, Ketua BPPI I Gede Ardika mencontohkan kelompok  privat di Belanda bernama Stadsherstel yang melakukan investasi dengan membeli bagunan pusaka. Kelompok itu memperbaiki dan merestorasinya lalu menyewakan dengan berbagai fungsi untuk mendapatkan dividen yang sebagian dipakai untuk membeli properti pusaka lainnya.
 
President Heritage Strategies Internasional Donovan Rypkema mengatakan kreativitas dan inovasi pemerintah dan pihak swasta adalah kunci keberhasilan pelestarian dan pengembangan pusaka menjadi sumber pengembangan ekonomi masyarakat.
 
Pengembangan pusaka tidak selalu harus menghabiskan anggaran (cost center), melainkan bisa juga sangat menguntungkan secara ekonomi (profit center). Pengalaman negara negara di Eropa dan Amerika berhasil merubah tempat pusaka seperti museum dan bangunan tua menjadi potensi ekonomi yang cukup baik bagi masyarakat.
 
"Pelaku bisnis kecil di Amerika dan Eropa itu banyak dijalankan di bangunan tua. Konsep itu mengundang pergerakan ekonomi yang lebih banyak di masyarakat. Mulai dari supplier, pengrajin dan banyak lagi," ujarnya.
 
Pada kesempatan itu , BPPI menyerahkan apresiasi kepada dua tokoh pelestari pusaka Indonesia. kedua tokoh itu yaitu Dwi Cahyono seorang pengusaha dari Malang yang membuat �" Museum Malang tempo Doeloe dengan dana pribadi. Satu tokoh lain yakni H. Amran Nur, Walikota Sawahlunto yang dinilai berhasil menjaga kelestarian dan keasrian pusaka di kotanya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA