"Fiskal kita terasa berat dan APBN terancam defisit. Penyesuaian menjadi Rp6.500 memang harus dilakukan, rakyat sudah memahami kondisi tersebut, sehingga dampak politisnya tidak akan besar," ujar anggota Komisi XI DPR Achsanul Qosasi kepada
Rakyat Merdeka Online petang ini (Kamis, 18/4).
Jelas Achsanul, dalam tahun 2012 konsumsi premium mobil pribadi adalah 14 juta kilo liter (KL), sedangkan angkutan umum (transportasi lainnya) adalah 23 juta KL. Sehingga jika ada kenaikan sebesar Rp2.000, maka diperkirakan 28 triliun akan bisa dihemat dari APBN. Jika hal ini diberlakukan dalam bulan Mei, maka di tahun 2013 akan dihemat 21 triliun selama tujuh bulan kedepan.
Menurut politisi Partai Demokrat ini, pemerintah semestinya melakukan antisipasi terhadap isu kenaikan BBM. Pasalnya saat ini sudah mulai muncul kelangkaan solar dan premium.
"Segera optimalkan fungsi TP4BM (Tim Kordnsi Penanggulangan Penyediaan Pendistribusian Pengawasan BBM). Semestinya Tim ini sudah bekerja saat isu penyesuaian ini akan dilakukan," ungkap Achsanul.
Jika program penyesuasian subsidi terus bisa berjalan, Achsanul mengungkapkan, pihaknya di Parlemen akan meminta pemerintah untuk mengoptimalkan fungsi TP4BM agar segera menuntaskan kelangkaan BBM yang sudah terjadi di sejumlah daerah.
"Jika ini dibiarkan, maka akan menghambat pertumbuhan, yang rentan terhadap gejolak sosial," pungkas Achsanul.
[rsn]
BERITA TERKAIT: