"Kalau ada surat permintaan audiensi, terutama dari kalangan pemuda dan olahraga, mereka tidak usah repot-repot datang. Tuliskan saja alamat jelasnya dan biar kami yang datang," ungkap Roy ketika berkunjung ke ruang redaksi
Rakyat Merdeka, petang ini (Jumat, 22/2), di Graha Pena lantai 9, Jakarta Selatan.
Menurut dia, aksi turun ke bawah alias turba itu akan menjadi kebiasaannya karena sangat membantu dirinya menjalankan tugas.
"Banyak fakta yang muncul dan saya jadi lebih tahu," ucapnya.
Dia mengisahkan beberapa kisah ironis seputar keadaan lapangan yang menjadi arena latih para atlet nasional. Sering kali dia menemukan bahwa perjuangan atlet untuk memaksimalkan prestasinya ternyata tak mendapat dukungan penuh dari pemerintah lewat fasilitas-fasilitas latih yang terbaik.
"Saya ke tempat latihan atlet panah, yang pemanahnya harus benar-benar berhati-hati agar panahnya tak menancap di pemain sepakbola, karena lapangan yang mereka pakai tiap sore dijadikan lapangan sepakbola," ungkap Roy lagi dengan nada heran.
[ald]
BERITA TERKAIT: