"Anas juga teken pakta integritas.Saat teken wajah Anas terlihat tidak tertekan. Tafsirannya bisa jadi semuanya hanya sandiwara," ujar pengamat politik dari Universitas Indonesia, Prof. Hermawan Sulistyo kepada media, Kamis (14/2).
Sementara, lanjut dia, ada kalkulasi politik lain yang harus dihitung atas mundurnya Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas sebagai anggota DPR. Ibas merupakan sekretaris jenderal yang dalam sebuah organisasi punya kendali besar.
"Apakah fokus Ibas di partai bisa efektif atau tidak setelah mundur itu persoalan lain, masih perlu diuji oleh waktu," terang Kiki, panggilan Hermawan.
Tapi, bagi Kiki, terlalu spekulatif dan insinuatif kalau disimpulkan sikap santai Anas dalam menghadapi tekanan-tekanan SBY atau kelompok tua di internal Demokrat karena dia punya kuncian mematikan. Misalnya manipulasi suara Demokrat dan SBY pada pemilu 2004 atau soal korupsi Cikeas seperti yang banyak diramaikan.
"Anas pegang kuncian seperti itu, itu bisa iya bisa tidak. Tapi yang jelas, kuncian minimal yang dipegang Anas saat ini adalah daftar caleg dari Demokrat. Dia yang teken karena masih jabat ketua umum. Justru pertarungan sebenarnya ada di penetapan caleg ini," demikian Kiki.
[dem]
BERITA TERKAIT: