"Menyikapi perkembangan politik nasional saat ini kami dari menyatakan kecewa atas penyataan SBY itu," kata Presedium Komite Aksi untik Reformasi dan Demokrasi (KAMERAD), Haris Pertama, Sabtu (9/2).
Seharunya, lanjut Haris, SBY berkonsentrasi memimpin pemerintahan dengan kabinetnya untuk bekerja keras menyelesaikan amanah dengan baik. Tapi ternyata SBY lebih memikirkan urusan syahwat politik pribadinya di Partai Demokrat.
"Harusnya SBY memikirkan bagaimana nasib rakyat Indonesia, bukan memikirkan Partai Demokrat yang sudah jelas ada pucuk pimpinannya," kata Haris.
Haris yang juga mantan Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Jakarta Timur mengaku kecewa dengan SBY. Bahkan dia mengkritik menteri-menteri KIB jilid 2 yang lebih mementingkan syahwat politiknya untuk mundur dari kabinet.
"Jika SBY lebih mementingkan urusan partai lebih baik dia juga mundur. Atau kami akan bergerak di jalan untuk memakzulkan dia. Satu kata bagi kami, "perlawanan" bagi pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat," ujarnya.
Sungguh sangat ironis, katanya, di tengah kondisi masyarakat yang saat ini tidak baik, tapi SBY malah mementingkan partainya.
"SBY bukan seorang negarawan. Dia hanya boneka politik yang haus kekuasaan. Kami mengimbau teman-teman HMI dan seluruh masyarakat turun ke jalan mengibarkan panji-panji perjuangan," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: