"PDIP memang dirundung dilema. Di satu sisi Megawati masih menjadi pengikat kuatnya soliditas dan alat pencitraan partai, namun di sisi lain mengusung kembali Megawati akan berakibat pada lumpuhnya regenerasi politik di partai," kata analis politik dari Universitas Paramadina, Mohamad Ikhsan Tualeka kepada
Rakyat Merdeka Online, Kamis (24/1).
Menurut dia, PDIP akan rugi dua kali jika kembali mencalonkan Megawati. Kerugian pertama kembali menanggung kalah seperti dialami pada pemilu yang lalu karena Megawati dianggap sebagai tokoh lama. Kerugian kedua, PDIP gagal melakukan regenerasi politik yang tentunya berdampak buruk bagi masa depan partai.
"PDIP butuh calon alternatif. Sekalipun konsekuensinya sulit menang, tapi masa depan partai jadi lebih bagus seiring terjadinya regenerasi figur. Paling tidak PDIP sudah diuntungkan karena sudah mempersiapkan embrio kepemimpinan nasional," katanya.
PDIP kata dia mengingatkan, akan kesulitan bila mengusung orang di luar trah Soekarno. Tapi sebaliknya, PDIP akan kesulitan di masa-masa mendatang kalau tidak melakukan regenerasi politik.
"Bisa saja Mega menunjuk figur di luar trah Soekarno asalkan punya visi politik yang sama dengan PDIP. Restu Mega bisa mereduksi potensi konflik di internal partai," kata Ihsan yang aktif di Parlement of Indonesia.
[dem]
BERITA TERKAIT: