"Harapan SBY bisa menasionalisasi adalah omong kosong. Kita meragukan nyali SBY sebesar nyali presiden Evo Morales atau Hugo Chavez. Presiden SBY sama sekali tak memiliki nyali di hadapan asing," kata Laode Ali Musrina Jaya, Ketua bidang Komunikasi dan Informasi HMI Cabang Kendari, dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Jumat (12/10).
Dikatakan, semua tahu dan paham betul bulan Maret lalu pemerintah berkeinginan keras menaikan harga BBM dengan berbagai alasan, salah satunya krisis cadangan energi. Tetapi pada tahun 2006 yang lalu SBY justru dengan mudah membagikannya kepada pihak asing. Blok Cepu dileluasakan pada Exxon Mobil, perusahaan asing milik Amerika.
"Di tengah kondisi hampir semua sumber daya alam potensial dikuasai oleh asing, SBY justru memberi 'jalan tol' pada perusahaan transnasional untuk merampok sumber daya alam kita. Ini adalah simbol ketertundukan SBY pada pihak asing. Kita sangat kecewa dengan presiden SBY," kata Laode.
Menyikapi itu, Badan Koordinasi (BADKO) HMI Sulawesi Tenggara yang dimotori HMI Cabang Kendari tengah melakukan konsolidasi pada empat cabang lainnya di Sulawesi Tenggara untuk bergerak bersama dengan organ lainnya dan menyatakan sikap bahwa Nasionalisasi adalah harga mati. Nasionalisasi adalah jawaban konkret dari masalah ini.
"Rantai penjajahan asing atas kedaulatan ekonomi, politik dan budaya atas bangsa kita mesti segera dihentikan. Kerja kita adalah membangun jaringan kerja-kerja konsolidasi di semua daerah di Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap kapitalis asing," imbuh Laode.
[dem]
BERITA TERKAIT: