Dugaan korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama, yang saat ini tengah diselediki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, sungguh memperihatinkan.
"Kalau dalam Islam, (mendengar) berita seperti ini disambut dengan kata inna lillahi," ujar pegiat anti korupsi Ray Rangkuti kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 21/6).
Menurut Ray, kata inna lillahiini menunjujkan dua hal. Yaitu, sedih, perih, luka dan sekaligus rasa takjub yang luar biasa. "Tentu saja kita takjub sebab tindakan ini, jika benar adanya, makin menjelaskan bahwa korupsi sudah tak mengenal batas," sambung Ray.
Tindakan korupsi ini sudah hampir tak terjelaskan dengan akal sehat. Karena tak terbesit dalam akal bahwa korupsi sudah sampai pada pengadaan kitab suci.
"Kita mendukung total agar KPK memastikan hal itu. Bahkan kita mendorong agar KPK bukan sekedar menyelidiki soal pengadaan Quran tetapi termasuk soal tata kelola haji," sambung Ray.
Sebab, sudah sering terdengar banyak permainan dalam penyelenggaraan haji.
"Tapi apakah benar atau tdak, KPK memang sudah selayaknya masuk menyelidikinya. Memang sudah saatnya KPK masuk ke instansi-instansi pemerintah, paska (memeriksa sejumlah anggota) legislatif," demikian Ray. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: