"Hanya ini mungkin ada sedikit keteledoran," ujar mantan Menko Polhukam Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno kepada wartawan usai jenguk Wiranto di Pavliun Kartika, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10).
Tedjo menambahkan, prosedur pengamanan seorang menteri sudah jelas dan sudah ada protapnya. Dia menduga, selain keteloderan pengamanan, Wiranto juga dianggap terlalu dekat dengan warga.
"Sebetulnya prosedur atau protap pengamanan sudah ada, mungkin beliau terlalu dekat dengan orang-orang (masyarakat)," imbuhnya.
Saat disinggung apakah menteri di era Jokowi tidak suka pengawalan yang ketat, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) ini mengamininya. Menurutnya, hal ini dikarenakan para menteri ingin dekat dengan masyarakat.
"Sebetulnya saya dulu juga demikian. Pengawalan yang ketat, bunyi-bunyian, kita tidak suka. Kita ingin dekat dengan masyarakat," pungkasnya.
Seperti diketahui, Wiranto mengalami luka di bagian perut usai ditusuk seseorang. Peristiwa ini terjadi saat Wiranto keluar dari mobil RI 16 yang ditumpanginya saat berkunjung di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis lalu (10/10).
Saat turun, dengan cepat pelaku langsung menikamkan bagian perut Wiranto. Akibat kejadian itu, Wiranto langsung tersungkur.
Wiranto sempat mendapat pertolongan pertama dan dilarikan ke RSUD Pandeglang, Banten. Tak lama, Wiranto langsung diterbangkan menggunakan helikopter menuju RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Sementara dua pelaku bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31) dan Fitri Andriana (21) sudah diamankan di Mapolsek Menes, Banten.
BERITA TERKAIT: