"Pada buku edisi pertama, nama Pak Tito tidak dicantumkan, karena menjaga nama beliau yang saat itu tengah dalam proses menjadi Kapolri,†kata Hermawan Sulistyo yang akrab disapa Mas Kikiek.
Diakuinya memang banyak yang mencibir tugas polisi ikut-ikutan mengurusi harga-harga pasar seperti pada bulan Ramadhan lalu. Seluruh Polsek melaporkan harga-harga sembilan bahan pokok (sembako).
"
Kok polisi mengurusi harga pasar, padahal norma dasar polisi diskresi karena secara organisasi tidak mungkin menjadi lembaga politik," kata Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) tersebut.
Karena itu kata Kiki, buku ini lebih mengutamakan akademik sebagai buku pegangan dan acuan bagi anggota polisi yang berpikir.
“Buku ini lebih dalam dan kental akademik. Jadi tidak dapat diterapkan bagi polisi yang tidak berpikir, hanya polisi berpikir saja yang dapat meregenerasi jaringan buku ini untuk bisa merubah dan membangun kemajuan Polri," tuturnya yang juga hadir pada launching dan bedah buku
'Democratic Policing' di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta, kemarin (Selasa, 21/11).
[wid]
BERITA TERKAIT: