Pasalnya, takling di jalanan Ibu Kota berpotensi menimbulkan beragam kerawanan. Polisi berkaca pada insiden bom Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur yang terjadi saat pelaksanaan pawai obor beberapa waktu lalu.
"Karena dikhawatirkan takling akan mengganggu Kamtibmas. Serta rentan dimanfaatkan oleh orang tententu. Misalnya ancaman teroris, seperti kasus bom Jatinegara (Kampung Melayu)" ujar Suntana di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (24/6).
Karena itu, Suntana meminta kerjasama masyarakat agar mematuhi imbauan Polri tersebut. Lulusan Akpol 1989 itu juga meminta agar masyarakat turut serta menjaga Kamtibmas dan segera melaporkan potensi-potensi kerawanan kepada polisi.
Polda Metro Jaya (PMJ) lanjut Suntana, juga akan menggelar pasukan di beberapa titik. Tujuannya, untuk mencegah orang-orang yang memanfaatkan takling untuk perbuatan yang tidak-tidak.
"Memang sahur on the road bisa kita tekan, tapi tentu ada kelompok-kelompok yang memanfaatkan takbir keliling ini," papar jenderal bintang satu ang berlatar belakang intelijen itu.
Meski demikian, pantauam di lapangan, warga tetap menggelar pawai takling dengan berbagai jenis kendaraan. Mulai dari bus sewaan, mobil bak, hingga konvoi sepeda motor.
[san]
BERITA TERKAIT: