Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

10 Pelajar Terpilih Bikin Video Pencegahan Terorisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 23 November 2016, 18:34 WIB
rmol news logo Sekitar 10 orang pelajar dari 10 sekolah terpilih dari sejumlah kota di Indonesia mengikuti pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) guna meningkatkan kemampuan dalam pembuatan video pencegahan terorisme.
 
"Sepuluh orang pelajar itu adalah finalis yang masuk sepuluh besar lomba video pendek siswa SMA sederajat yang dilaksanakan BNPT untuk kepentingan pencegahan terorisme di kalangan pemuda dan perempuan,” kata Kepala Sub Direktorat Kewaspadaan Direktorat Pencegahan BNPT, Andi Intang Dulung di Jakarta, Rabu (23/11).
 
Dia menjelaskan, pelatihan dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 22 hingga 25 November mendatang. Sejumlah praktisi perfilman dilibatkan untuk memberikan pelatihan, yaitu peneliti dari Kalbis Institute, Dyah Kusumawati, dokumentaris dari Watchdoc, Dhandy Dwi Laksono, sineas Samuan Film, Chandra Wibowo, penulis scenario dari Multivision, Swastika Nohara, dan sineas muda Miles Film, Ratrikala Bhre Aditya.
 
"Pelatihan dilakukan di dalam dan luar ruangan, mulai dari teori hingga praktik. Seperti sore ini, peserta dibawa ke beberapa lokasi di Jakarta untuk praktik pengambilan gambar,” jelas Andi Intang.
 
Menurut dia, tujuan dari kegiatan ini untuk mengakomodir aspirasi para generasi muda agar sadar dan memiliki jiwa nasionalisme tinggi. "Sekaligus menumbuhkan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda agar dapat memahami NKRI secara utuh,” ujarnya.
 
Terkait lomba video pendek yang sudah dilakukan, masih kata Andi Intang, dilaksanakan sejak bulan Maret hingga November 2016 di 32 provinsi se Indonesia. BNPT menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) untuk melaksanakannya.
 
"Dari masing-masing provinsi kami pilih 3 video terbaik dan dilombakan di tingkat nasional. Sepuluh video terbaik yang dipilih oleh juri akan masuk babak grand final, yang malam anugerahnya dilaksanakan Jumat malam besok,” urai Andi Intang.
 
Dalam penilaian terhadap video-video yang dilombakan, BNPT juga mewajibkan kepada peserta untuk mengunggahnya ke media sosial. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya cyber war untuk membendung maraknya peredaran video yang mengajarkan radikalisme terorisme di dunia maya.

"Jadi ada banyak tujuan yang didapat dari lomba ini. Anak didik yang mengikuti bisa semakin meningkat nasionalismenya, sekaligus mereka juga memproduksi video untuk membendung radikalisme terorisme,” pungkas Andi Intang. [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA