Dalam jumpa pers di rumah pribadinya di Cikeas, Jawa Barat, kemarin, SBY mengumbar informasi ngawur dan main tuduh yang disampaikan badan intelijen negara (BIN) kepada Presiden Joko Widodo terkait aksi massa Jumat besok (4/11).
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto, membenarkan bahwa salah satu alasan konferensi pers adalah mengkarifikasi informasi yang salah itu.
"Agar (info intelijen) lebih transparan, akuntabel, sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Untuk yakinkan demonstrasi 4 November tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI," ujar Agus Hermanto saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (3/11).
Agus mengatakan, Aksi Bela Islam II murni menuntut penegakan hukum atas Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki "Ahok" Purnama, dalam kasus dugaan penistaan agama Islam. SBY merasa perlu meluruskan informasi intelijen yang diketahuinya.
"Beliau tahu seluruh informasi karena tim medianya juga hebat, mata dan telinga juga diarahkan ke sini, sehingga perlu dilaksanakan konferensi pers," jelasnya.
Menurutnya, Ahok diperiksa polisi agar penegakan hukum bisa terlaksana. Jika nantinya Ahok menjadi tersangka, Agus berharap Pilkada Jakarta tetap diikuti tiga pasangan calon.
"Karena ini yang diamanatkan undang-undang Pemilu. Sekali ditetapkan enggak boleh mundur, dicabut di tengah jalan, sehingga bisa laksanakan demokrasi sesuai undang-undang," ucap Agus.
[ald]
BERITA TERKAIT: