Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Generasi Muda Dan Ansor Harus Bersihkan Propaganda Khilafah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/dede-zaki-mubarok-1'>DEDE ZAKI MUBAROK</a>
LAPORAN: DEDE ZAKI MUBAROK
  • Jumat, 29 April 2016, 02:10 WIB
Generasi Muda Dan Ansor Harus Bersihkan Propaganda Khilafah
net
rmol news logo Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang juga anggota Komisi VI DPR RI H. Yaqut Cholis Qoumas meminta generasi muda Indonesia, khususnya anggota Ansor untuk membersihkan propaganda khilafah yang dilakukan pihak-pihak yang ingin mendirikan negara sendiri. Upaya itu adalah aksi nyata dalam melawan propaganda radikalisme dan terorisme untuk menyelamatkan NKRI dari ancaman perpecahan.

"Jangan ragu, turunkan saja propaganda khilafah dengan spanduk-spanduk di berbagai tempat. Khilafah jelas melawan NKRI, sehingga siapapun yang bermaksud mendirikan khilafah maka generasi muda Islam dan Ansor siap menghadapi. NKRI bagi kami harga mati," kata Yaqut dalam dialog 'Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS' di kalangan pemuda Ansor se-Jawa Tengah yang digelar di Aula Sudirman, Kodam VII/Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).

Lebih luasnya, Yaqut siap mengerahkan anggotanya untuk melindungi NKRI. Ia juga meminta seluruh pasukan nya untuk terlibat aktif dalam upaya menjaga NKRI dari ancaman radikalisme dan terorisme.

Ia mengingatkan perihal kisah seekor semut kecil dalam peristiwa Nabi Ibrahim yang saat itu dibakar oleh raja Namrud. Saat itu si semut kecil membawa setetes air untuk memadamkan air, seekor burung yang menyaksikan hal itu menertawakan apa yang dilakukan semut, namun dengan tegas semut menyatakan bahwa meski air yang ia bawa mungkin tidak bisa memadamkan api yang sedang membakar tubuh Ibrahim, namun apa yang ia lakukan setidaknya menunjukkan keberpihakannya pada Ibrahim.

"Sekecil apapun kontribusi yang kita berikan untuk Indonesia, itu menunjukkan keberpihakan kita pada bangsa dan negara ini," ungkap Yaqut.

Ia juga mengingatkan barisannya tentang bahaya kelompok radikal yang tidak segan mengkafir-kafirkan orang lain.

"Kita yang sholat tiap hari, ngaji dan menjalankan perintah Islam lainnya, dianggap kafir oleh mereka hanya karena kita berbeda," lanjut Yaqut.

Ia mengaku heran dengan pernyataan Nabi Nuh yang anak istrinya kafir tapi tidak pernah mengkafir-kafirkan mereka.

"Jadi, Takfiri ini mencontoh nabi siapa," tanya Yaqut.

Sementara itu, Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir menyambut baik langkah proaktif GP Ansor dalam membantu pemerintah melindungi keutuhan NKRI. Sikap proaktif ini tentunya harus ditingkatkan karena deteksi dini oleh masyarakat sangat penting dalam menjalankan pencegahan terorisme.

"Saya memberi apresiasi terhadap sikap proaktif GP Ansor dalam melindungi masyarakat dari propaganda paham radikal terorisme dan ISIS," katanya.

Menurutnya, saat ini ancaman terorisme semakin nyata dan mengkhawatirkan dengan keberadaan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Ia menilai propaganda dan cara-cara ISIS dalam merekrut anggota sangat meresahkan. Terlebih sasaran mereka adalah kalangan generasi muda.

"ISIS telah menjadi kekuatan terorisme global yang lebih bahaya dari Al Qaeda. Selain aksi brutal, ISIS dikenal sangat bahaya karena kemampuan dalam menjaring pejuang asing (foreign terrorism fighters). Yang patut diwaspadai juga pengaruh mereka yang dapat menginspirasi siapapun untuk melakukan teror," terang mantan Sestama BNPT tersebut. [wah] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA