Demikian disampaikan Ketua Setara Institute, Hendardi melalui siaran pers di Jakarta, Senin (18/1).
"Setara Institute mengimbau bahwa tindakan reaktif harus didukung meski belum cukup," ujarnya.
Menurutnya, para tokoh masyarakat dan publik perlu terlibat (
enggage) lebih jauh dan berkelanjutan memerangi terorisme dengan memastikan bahwa tindakan intoleransi yang menjadi titik awal terorisme bisa dimoderasi menjadi toleran. Dengan begitu energi sosial itu berlipat manfaat.
Peristiwa teror bukan momentum bagi institusi negara meminta kewenangan lebih atau merancang proyek baru, jelas dia, tapi yang utama adalah memastikan bahwa masyarakat harus terus menerus sadar dan waspada untuk menolak segala bentuk bibit terorisme, yakni intoleransi.
"Karena hanya dari masyarakat yang acuh tak acuh dan permisif bibit terorisme ini bakal tumbuh subur," pungkasnya
.[wid]
BERITA TERKAIT: