"Kepala BIN terlalu terbuai dengan pujian, jadi BIN gagal dan kecolongan," kata pengamat militer Marsekal Muda TNI (Purn) Koesnadi Kardi usai menjadi pembicara diskusi di Universitas Paramadhina, Jakarta Selatan, Kamis.
Harusnya, intelijen kata Koenadi bisa mengantisipasi terjadinya bom dan penembakan yang terjadi di jantung Ibukota tersebut. Ditambah lagi, kata Koesnadi, interaksi atau komunikasi pelaku teror harusnya bisa segera direkam sebelumnya.
"Semua itu bisa dilakukan lewat perlatan, sumber daya manusianya dan cara intelijen menganalisa yang canggih. Kepala BIN jelas kecolongan," ujar Koesnadi.
Selain itu, Koesnadi juga menegaskan intelejien TNI dan Kepolisian harusnya sudah canggih dengan adanya pelatihan operation research di tubuh masing-masing.
"Pembekalan operatioan research untuk intelijen 2,5 tahun. Berarti ini belum efektif. Alat kan tinggal beli. Masalahnya ada di SDM," demikian Koesnadi.
[rus]
BERITA TERKAIT: