Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengaruh ISIS di Indonesia Bukan Isapan Jempol

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 28 Desember 2014, 01:47 WIB
Pengaruh ISIS di Indonesia Bukan Isapan Jempol
foto:net
rmol news logo Pengaruh ISIS di Indonesia bukan isapan jempol. Buktinya, enam warga Bulukumba, Makassar, Sulawesi Selatan, rela pergi ke Suriah untuk bergabung menjadi mujahid. Beruntung, rencana mereka gagal setelah Subdit Jatanras Polda Metro Jaya yang mendapat informasi mengamankan keenam orang tersebut.

Tiga diantaranya satu keluarga, Muhammad Imran alias Abdul Jabbar Rauf Sutarman berusia 48 tahun; Nurlaili alias Ratna Pratiwi Sulaiman berusia 34; dan Ainun Mardiyah alias Nabil Ayip Jabbar berusia 10. Tiga lainnya, Ashar alias Ashar Jamil Lahae berusia 19; Muhammad Ashar Bachtiar berusia 48; dan Ahmad Abdullah Halido Bunaha berusia 17.

Keenamnya diamankan polisi pukul 03.00, di Terminal 2A Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (27/12). Satu setengah jam sebelum jadwal keberangkatan pukul 04.30. Saat ditangkap, mereka sudah endorsement paspor. Mereka akan berangkat dengan pesawat Qatar Airways. Rencananya pesawat transit di Doha dengan tujuan Istanbul, Turki. Dari Turki rombongan rencananya baru menuju Suriah.

Dalam kasus ini, polisi juga mengamankan Muhammad Amin, 40, di rumahnya Cluster Zona Vivaldi, Legenda Wisata Cibubur, sekitar pukul 06.30, kemarin. Dia ditangkap karena memfasilitasi keberangkatan enam orang tersebut. Mulai dari penjemputan sampai pemberangkatan. Ternyata diduga ada pemalsuan dokumen juga dalam proses pembuatan paspor keenam orang itu.

Polisi menyita enam paspor miliki enam orang tersebut. Lima di antaranya dikeluarkan Imigrasi Makassar dan satunya dikeluarkan Imigrasi Palu. Barang bukti lain yang disita adalah enam handphone, tiga buah buku tabungan, korek api menyerupai pistol, dan beberapa buku yang berkaitan dengan jihad dan Daulah Khilafah.

Di antara buku tersebut berjudul risalah tauhid dan iman, muslimah berjihad, mereka mujahid tapi salah langkah, melawan pemikiran aksi bom Imam Samudra dan Noordin M. Top, kejahatan-kejahatan densus 88: menghadapi Islam dan umatnya, dan mengapa dan bagaimana densus 88 harus dibubarkan.

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto mengatakan, pihaknya masih mendalami keterkaitan mereka dengan organisasi ISIS tersebut. Sejauh ini mereka diduga membeli dokumen kelengkapan paspor palsu. Seperti KTP, KK, buku nikah, dan akta kelahiran. Dokumen tersebut lalu didaftarkan ke pihak imigrasi untuk pembuatan paspor. Dari pengakuan mereka harganya Rp 1 juta.
    
"Status mereka belum ada tersangka. Kami masih lakukan pemeriksaan. Termasuk meminta keterangan di Makassar terkait paspor," kata Rikwanto saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (27/12) seperti dilansir JPNN. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA