"Secara internal dalam negeri, masih terdapat potensi gerakan separatis
dan konflik horizontal. Sedangkan secara eksternal, potensi konflik di
ASEAN sebetulnya relatif tinggi. Kejahatan juga berkembang semakin maju,
kejahatan transnasional dan kejahatan cyber sebagai contoh," kata
mantan Kepala Polri Jenderal (Purn) Dai Bachtiar dalam diskusi bertema
'Darurat AEC 2015, Kesiapan Keamanan ASEAN Menghadapi Pasar Bebas' di
Jakarta, Kamis malam (14/8).
Dia menjelaskan, aspek keamanan nasional dan perekonomian memiliki
kaitan signifikan. Potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia baru dapat
terkonversi optimal jika didukung keamanan nasional yang kokoh.
Mantan Duta Besar RI untuk Malaysia ini menambahkan, keamanan nasional
hanya dapat terwujud dengan didukung sistem pemerintahan dan birokrasi
berkualitas. Agar, pembentukan regulasi dan kebijakan berlangsung
efektif dan efisien.
"Sekarang ini banyak regulasi yang tumpang tindih bahkan benturan antar pemangku kepentingan di pusat dan daerah," tegas Dai.
Pada kesempatan yang sama, pakar kajian hubungan internasional dari
CSIS, Philips J. Vermonte menambahkan, Indonesia hingga kini belum
mengedepankan demokrasi, pembangunan dan stabilisasi ASEAN.
"Harus berkembang lebih jauh karena terdapat studi yang menyebutkan
bahwa Indonesia hari ini telah tumbuh menjadi pemain global tapi masih
tertinggal dalam hal pembangunan demokrasi, pembangunan dan
stabilisasi," bebernya.
[dem]
BERITA TERKAIT: