Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPC), Neta S Pane mengatakan, kesembilan tugas berat kapolda baru itu adalah,
Pertama, mengatasi kemacetan lalulintas yang kian parah, terutama di pintu masuk Jakarta, seperti Cawang, Tomang, Pluit, kawasan Pelabuhan Tanjungpriok.
Kedua, mengungkap kasus penembakan polisi, seperti di Tangerang Selatan dan depan KPK yang tak kunjung terungkap.
Ketiga, kasus perampokan bersenjata api, terutama dengan sasaran mini market yang terus terjadi.
Keempat, kasus brutalisme geng motor, seperti geng motor pita kuning, geng motor yang merusak pos polisi dekat Mabes Polri yang terbiarkan.
Kelima, aksi balapan liar di 45 titik yang terus berlangsung pada Jumat, Sabtu, dan Minggu malam.
Keenam, aksi-aksi premanisme yang menguasai kawasan Tanah Abang, Senayan, Roxi dan tempat lain.
Ketujuh, aksi polisi yang melakukan penjebakan di 25 titik, seperti jalur busway, underpass dan jembatan layang.
Kedelapan, antisipasi aksi demo menjelang Pemilu 2014.
Kesembilan, antisipasi kekacauan dan kesemrawutan selama kampanye Pemilu 2014.
Neta berharap, kapolda yang baru segera mengevaluasi kinerja para kapolres dan kemudian melakukan konsolidasi. Tujuannya agar antisipasi dini dan deteksi dini bisa dilakukan dengan maksimal, sehingga stabilitas kamtibmas Ibukota Jakarta menjelang Pemilu 2014 tetap terjaga. Selanjutnya, kata Neta, kapolda jangan segan-segan mencopot kapolres yang tidak becus dalam melakukan antisipasi dan deteksi dini.
"Sekecil apapun potensi ancaman keamanan di ibukota tidak boleh dibiarkan. Sebab potensi tersebut menjadi pertaruhan bagi ancaman keamanan nasional, mengingat Jakarta menjadi barometer kamtibmas Indonesia," kata Neta dalam keterangannya, Minggu (16/3).
[rus]
BERITA TERKAIT: