
Pemerintah terkesan lembek untuk memprotes indikasi tindak mata-mata atau penyadapan yang dilakukan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Australia di Jakarta. Dugaan itu berawal dari isi dokumen mantan pegawai di National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden.
"Saya merasa marah dan gusar, dan kepada pemerintah yang belum melakukan melakukan langkah penjelasan balik. Bahkan pemerintah Australia dan Amerika belum cukup penjelasan ke publik. Kami di parlemen gusar dan kecewa," tegas Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11).
Kesekian kalinya, petinggi Partai Golkar ini berjanji untuk memanggil Dubes kedua negara untuk datang ke gedung DPR dan menjelaskan. Menurutnya, perbuatan menyadap negara lain tidak dibenarkan dalam tata demokrasi. Ia juga menyayangkan sistem pertahanan nasional yang bisa mudah ditembus pihak yang berniat melakukan penyadapan.
"Terkesan lembek pemerintah kita. Diplomasi sopan santun itu baik, tapi diplomasi lembek dan tidak bernyali itu yang kita kecewa. Ada saatnya kita diplomasi menggunakan gaya koboi," katanya.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: