Hebatnya, supremasi tertinggi kejuaraan bulutangkis tingkat junior internasional ini sukses dibawa pulang tim Indonesia usai mengalahkan tuan rumah sekaligus unggulan pertama, China.
Adalah ganda putri Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine yang menjadi bintang pada laga final ini. Turun dua kali, Isyana/Rinjani total mengumpulkan 26 poin.
Di laga pertama melawan Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue, Isyana/Rinjani menang 22-15. Saat pertandingan dimulai, Indonesia sedang tertinggal 7-11 setelah Mutiara Ayu Puspitasari yang membuka laga menyerah dari Xu Wen Jing.
“Kami senang dan bersyukur bisa membawa kembali Piala Suhandinata ke Indonesia. Gelar ini kami persembahkan untuk semua masyarakat Indonesia yang selalu mendukung, untuk keluarga, pelatih, dan PBSI,” kata Rinjani, dikutip laman resmi PBSI, Sabtu (5/10).
“Kami sudah siap dari awal, kami sudah pernah bertemu mereka jadi kali ini kami yakin bisa unggul, apalagi gimnya pendek. Kami tetap jaga fokus, jaga mental di laga kedua,” tambah Isyana.
Di partai ketiga dan keempat, China mulai mengejar tapi tidak berhasil menyalip. Indonesia masih unggul 44-40.
Indonesia kembali melebarkan jarak di partai kelima. Anselmus Breagit Fredy Prasetya/Pulung Ramadhan mengakhiri paruh pertama dengan kemenangan 55-48 atas Hu Ke Yuan/Lin Xiang Yi.
Tak hanya itu, Mutiara juga sukses menebus kesalahan di partai kedua. Kembali berhadapan dengan Xu Wen Jing, juara Asia junior 2023 itu mampu melebarkan jarak poin Indonesia menjadi 66-55.
“Senang banget secara pribadi. Tim ini sangat luar biasa. Setelah tiga edisi saya ikut Kejuaraan Dunia Junior akhirnya bisa membawa pulang Piala Suhandinata,” ungkap Mutiara.
“Saya tidak maksimal di laga pertama tapi habis dari situ saya coba evaluasi dengan pelatih. Tidak banyak pola yang berubah sebenarnya, hanya semangat dan kesiapannya lebih meningkat di laga kedua,” sambungnya.
Indonesia makin tidak terkejar setelah Isyana/Rinjani, Darren Aurelius/Bernadine Anindya Wardana, dan Moh Zaki Ubaidillah menjalankan tugas dengan baik.
“Alhamdulillah bisa menjalankan tugas dengan baik di final ini. Senang menjadi bagian dari tim juara,” ucap Ubed.
Gelar ini terasa istimewa karena diraih setelah melalui perjuangan berat, mengalahkan China di kandangnya. Ini juga menjadi balasan sepadan di final tahun lalu. Saat itu, tim junior Indonesia ditundukkan China dengan skor 1-3 di Spokane, Amerika Serikat.
“Saya bangga sekali dengan perjuangan anak-anak. Mereka bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ujar manajer tim, Rionny Mainaky. “Luar biasa penampilan mereka di kandang China ini. Bisa tampil tenang dengan tekanan yang sangat besar. Saya sangat apresiasi.”
Namun demikian, masih ada nomor perorangan yang akan berlangsung pekan depan. Oleh karena itu, Rionny berpesan kepada para pemain untuk tidak terlena.
“Jangan terlalu terlena dengan hasil ini. Masih ada perorangan jadi semua sektor harus menunjukkan lagi semangat dan perjuangannya. Yakin mereka bisa,” pungkas Rionny.
BERITA TERKAIT: