Ali, Korban Perang Jadi Atlet Berprestasi

Asian Para Games

Jumat, 12 Oktober 2018, 10:00 WIB
Ali, Korban Perang Jadi Atlet Berprestasi
Ammar Hadi Ali/Net
rmol news logo Atlet Wheelchair Fencing (Anggar Kursi Roda) asal Irak, Ammar Hadi Ali sama sekali tak membayangkan dia bisa menjadi seorang atlet di ajang Para Games.

Kehidupan Ali sapaan Ammar yang semula normal berubah set­elah peristiwa yang menimpanya ketika Perang Iran-Irak masih berkecamuk di negerinya.

Ali adalah salah satu kor­ban dari keganasan perang dua negara tetangga itu. Dia menjadi korban serpihan bom yang ke­mudian melumpuhkan pinggang dan kakinya. "Kejadiannya di 2007, ketika saya sedang bekerja di memasang atap rumah. Tiba-tiba, bom meledak tak jauh dari tempat saya berdiri. Akhirnya, saya harus mengalami hal ini," ungkap atlet yang kini berusia 33 tahun itu.

Setelah mengalami persitiwa itu, Ali mengaku sempat frus­trasi karena menganggap masa depannya suram. Beruntung, beberapa teman dan keluarg­anya terus memotivasinya agar tidak cepat putus asa. "Apalagi ketika itu saya sedang rajin-rajin mengumpulkan uang untuk menikah. Tapi, setelah kejadian itu saya tidak bisa bekerja lagi," ungkap­nya. Ali mengambil hikmah dari kejadian yang dialaminya. Setelah ada perwakilan dari National Paralympic Comitte (NPC) Irak menawarkannya untuk menjadi atlet Wheelchair Fencing.

"Tepatnya di 2009 saya mulai dikenalkan dengan olahraga ini. Padahal semula saya tak pernah kenal dengan olahraga ini," kata peraih emas nomor EP kategori B di Asian Para Games Guangzhou, China 2010 ini.

Sejak saat itu, semangat hidup Ali mulai bangkit dan terus menekuni olahraga ini yang akh­irnya mengubah jalan hidupnya. "Berkat olahraga ini juga saya bisa berkeliling ke negara lain­nya untuk mengikuti kejuaraan ini," kata Ayah dari dua orang putra itu.

Di ajang Asian Para Games 2018 Indonesia, Ali merupakan salah satu atlet tangguh. Meski begitu, dia mewaspadai lawan-lawannya, terutama para atlet China. "Atlet China merupakan saingan terberat saya. Mereka sukar untuk dikalah­kan," ungkap atlet yang juga per­nah meraih perak di Asian Para Games 2014 Incheon, Korea, di nomor Floret ini.

Kini, selain fokus menja­di berlatih, Ali juga seorang wiraswastawan dengan memi­liki workshop pintu dan jendela sendiri di rumahnya.

"Alhamdullilah, Allah memang berkehendak lain, ternyata masa depan saya tidak sesuram yang pernah saya bayangkan sebelum­nya," ujar peraih medali perak di nomor EPdan perunggu di nomor Foil pada Asian Para Games 2018 Indonesia ini. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA