Eki Febri sempat mengeluhkan situasi yang dihadapinya sejak persiapan hingga pelaksanaan SEA Games. Ia mengatakan belum mendapat uang makan dan akomodasi selama persiapan SEA Games 2017 sejak Januari lalu.
"Saya atlet peraih emas SEA Games 2017. Uang akomodasi (makan, penginapan, dll) belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal SEA Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet," tulisnya ketika itu.
Dalam perbincangan dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Eki Febri mengisahan sedikit soal perjalanan hidupnya di dunia olahraga. Sebelum memutuskan fokus di cabang olahraga tolak peluru, Eki pernah pernah menekuni dayung dan bola basket.
"Saya pernah di dayung dan basket, waktu kelas 1 SMP dikenalkan dayung," kata Eki kepada
Kantor Berita Politik RMOL (Selasa, 5/9).
Kolektor hotweels itu mengaku saat menekuni olah raga dayung tidak mendapat restu dari orang tua.
"Kurang mendapat izin dari orang tua. Soalnya ngeri juga latihannya kan di Waduk Darma, apalagi waktu itu umur saya masih 13 tahun" kenang Eki.
Sedangkan saat menekuni Basket, dia ikut bergabung dalam Tim SMPN Nusaherang, Kuningan, Jawa Barat.
"Waktu itu juara tiga sewilayah tiga Kuningan-Cirebon," ujarnya.
Kini, keseharian gadis kelahiran Kuningan, Jawa Barat itu terus berlatih untuk menghadapi Asian Games 2018.
"Targetnya memperbaiki catatan dan melampaui rekor nasional," kata Eki.
Eki Febri merupakan salah satu peraih medali emas untuk Indonesia di ajang SEA Games 2017 Malaysia di cabang tolak peluru, usai mencatatkan lemparan sejauh 15,39 meter.
[wah]