Bertandang ke markas Celtics, TD Garden, kemarin pagi WIB, Lakers tampil luar biasa dengan mampu menahan gempuran Paul Pierce cs sejak kuarter pertama.
Sempat unggul 47-45 di dua kuarter awal, tuan rumah terÂpakÂsa kembali peras keringat, seÂtelah Lakers berhasil meÂnyaÂmaÂkan kedudukan 82-82 saat waktu norÂmal berakhir. Kedua tim akhirnya harus melakoni babak perpanjangan waktu atau overÂtime.
Di momen krusial ini, Celtic yang mengandalkan ‘Big Three’ mereka Ray Allen, Kevin GarÂnett dan Paul Pierce berupaya keras menyenangkan fans deÂngan meraih kemenangan dikanÂdang.
Namun, Lakers yang menelan kekalahan di dua pertandingan terakhir juga tak kalah ngotot. Pau Gasol akhirnya jadi pahÂlaÂwan kemenangan Lakers, setelah berhasil menggagalkan upaya Ray Allen yang coba meÂmakÂsimalkan tembakan Paul Pierce yang meleset.
Gasol berhasil memblok aksi Allen yang melakukan ofensif rebound di detik akhir pertanÂdingan. Lakers pun akhirnya memenangi duel epik ini dengan skor tipis 88-87.
“Dalam opini saya, tembakan Ray Allen cukup bagus. Tapi, Pau (Gasol) tidak berhenti berÂmain sampai terdengar bunyi buzzer (tanda berakhirnya laga),†tutur pelatih Lakers Mike Brown.
Kedua tim memang dikenal seÂbagai rival abadi sejak keÂkaÂlahan Celtics di final NBA muÂsim 2009-2010. Bahkan di musim 2010-11, Celtics mengÂganÂdeng bekas bintang Lakers, ShaÂqueil O’Neil untuk memÂbenÂdung Kobe Bryant cs.
Di laga ini, Bryant jadi penÂcetak poin terbanyak Lakers deÂngan 27 poin, sedang gelar peÂmain terbaik pertandingan ini jatuh pada Pau Gasol yang menÂcetak double-double dengan 25 poin dan 14 rebound.
Sementara di kubu Celtic, Ray Allen menjadi pencetak poin terÂbanyak timnya dengan 22 poin, diikuti Kevin Garnett yang menÂcetak 12 poin dan 12 rebound. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: