Di sana, Ibas bergabung dengan musisi jalanan dari Yogyakarta, menyanyikan lagu “Jogja Istimewa” di area pelataran Borobudur. Momen spontan ini mengundang perhatian pengunjung.
“Musik rakyat selalu punya cara menyatukan kita. Lagu ini bukan hanya tentang Jogja, tapi juga tentang Indonesia yang penuh warna dan semangat,” kata Ibas melalui keterangan elektroniknya, Kamis 28 Agustus 2025.
Dalam kunjungannya, Ibas yang juga Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin ini turut mendatangi para pelaku UMKM lokal yang menjajakan produk-produk khas, seperti batik, gerabah, anyaman bambu, hingga souvenir olahan tradisional lainnya.
Ia berdialog langsung, mendengarkan aspirasi dan menyemangati para pelaku ekonomi kreatif yang turut menjaga denyut ekonomi kerakyatan di kawasan Borobudur.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi kita. Mereka bukan hanya berdagang, tapi juga menjaga warisan budaya bangsa. Kita harus terus dukung agar kawasan Borobudur bukan hanya mendunia karena candinya, tapi juga karena manusianya,” kata Ibas.
Kunjungan Ibas lalu dilanjutkan dengan menjelajahi Museum Borobudur, menyimak artefak dan narasi sejarah kebudayaan yang telah mengakar sejak berabad-abad silam.
Ia menekankan pentingnya membumikan nilai-nilai sejarah kepada generasi muda agar mampu merawat identitas bangsa di tengah arus globalisasi.
“Borobudur bukan sekadar peninggalan sejarah. Ia adalah saksi peradaban dan inspirasi untuk masa depan. Generasi muda harus bangga, tapi juga paham makna warisan ini,” kata Ibas.
Kawasan Borobudur adalah simbol kejayaan masa lalu yang masih hidup hingga hari ini. Melalui kegiatan ini, Ibas mengajak seluruh elemen masyarakat -- khususnya generasi muda dan pelaku UMKM -- untuk terus bersinergi agar kawasan ini tidak hanya menjadi destinasi, tetapi juga pusat pemberdayaan dan kolaborasi budaya.
“Mari kita dorong Borobudur bukan hanya sebagai destinasi pariwisata dunia, tetapi juga sebagai pusat kreativitas rakyat. Karena wajah Indonesia yang mendunia, adalah wajah rakyatnya sendiri,” pungkas Ibas.
BERITA TERKAIT: